The Raid , Ketika Film Indonesia Mendunia

Film The Raid  merupakan film kedua arahan sutradara Inggris Gareth Evans, setelah sebelumnya Evans suksen dengan Merantau. The raid berkisah tentang sekelompok polisi elite (SWAT) yang dipimpin oleh sersan Jaka (Joe Taslim) melakukan penyergapan terhadap apartemen kumuh yang dijadikan tempat berkumpulnya para criminal di Jakarta.

Komplotan criminal yang terdiri dari preman, pembunauh, dan gembong narkoba itu dipimpin oleh Tama (Ray Sahetapi). Di dalam Tim SWAT terdapat seorang polisi  muda Rama (Iko Uwais) yang ikut dalam penyergapan dan menjadi pengalaman pertama baginya. 

Film bergenre action ini menampilkan perjuangan Rama dan kawan-kawannya dalam membekap seluruh criminal yang ada di lokasi. Setelah banyak anggota tim yang mati terbunuh, Rama dan anggota yang tersisa dengan kemampuan mereka berusaha untuk menyelesaikan misi dan keluar dari TKP dengan selamat.

Film ini menjadi cukup menarik karena mengeksplorasi seni beladiri asli Indonesia yaitu Silat. Hampir setiap adegan dalam Film ini menampilkan teknik silat tingkat tinggi yang dilakukan oleh para pemerannya. Adegan demi adegan action menjadi sangat menarik karena ditampilkan dalam cinematografi yang berkelas Hollywood. Sehingga mampu membuat penonton menahan napas dan berdecak kagum ketika menyaksikan adegan perkelahian oleh Rama dan kawan-kawan. Beberapa adegan perkelahian malah menjadi sangat berkesan, misalnya saja adegan ketika Rama melawan belasan penjahat sambil menggendong rekan nya yang terluka serta adegan ketika Rama dan Andi (Donie Alamsyah) melawan Mad Dog (Yayan Ruhian).

The Raid saya nilai mampu menaikkan standart bagi film Indonesia. Kualitas gambar, editing,cinematografi dan sound dikerjakan dengan sangat baik dan berkualitas holliwood. Bahkan untuk distribusi internasional piƱata music dikerjakan oleh Mike Shinoda dan DJ Han yang merupakan personel Linkin Park. Maka bukan hal yan mengejutkan ketika Sony Pictures membeli hak distribusi global The Raiid. The Raid juga mampu memperoleh penghargaan dari festival film internasional, seperti pada Toronto Film Festival dan Sundance Film Festival. Bahakan, The Raid mampu menembus 15 besar box office Amerika.

Walaupun 90 persen kru film ini adalah orang asing, setidaknya Gareth Evans selaku sutradara The Raid mampu mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia (Silat) dan mampu menjadikan The Raid tonggak bagi perkembangan Film Indonesia kedepannya. Bukan suatu hal yang mustahil setelah kemunculan The raid Industri perfilman Indonesia akan diisi oleh film-film berkualitas dan berhasil secara komersial. Jaya Terus Film Indonesia…


Back To Top