Bisnis prostitusi makin menjamur
di Kota Medan. Menariknya, bisnis ‘esek-esek’ itu dikemas dan diberi
nama panti pijat (massage) atau refleksi. Bahkan pekerjanya tidak
segan-segan menawarkan jasa seks kepada para pengunjung.Bahkan izin yang dikeluarkan
Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan sebagai tempat
kesehatan, banyak dilanggar oleh pengelola. Praktik terselubung tersebut
dibuka di perumahan atau komplek, seperti Asia Mega Mas, Jalan Aksara
dan Jalan Negara.
Tak luput bisnis tersebut
dibeacking oleh oknum aparat. Bahkan Disbudpar selaku pihak berwenang
tidak mampu mencabut izin operasional usaha ‘esek-esek’ tersebut.
Seperti halnya Salon Canada Jalan Aksara, Rosalinda dan Mei Ching Jalan
Negara dan Bali Asia Mega Mas.Pantauan Harian Orbit, di lokasi
itu ditemukan salah satu pekerja wanita berpakaian seksi menawarkan
pengunjung untuk dipijat, lulur, cuci muka atau masker dan lain yang
merupakan modus untuk melakukan esek-esek terselubung. Bahkan terlihat
banyak pria yang keluar masuk.
Salah seorang pekerja wanita di
Salon Canada yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, jika
pelanggan yang berkunjung kemari ditawarkan yang mereka inginkan.
Seperti dipijat, lulur, cuci muka dan lain, pasti pengunjung akan
meminta lebih dari itu.“Ya, saya sebagai pekerja,
ngikuti saja kemauan pengunjung, asalkan salon ini ramai dari lelaki
hidung belang. Terkadang mereka minta melakukan yang ‘gituan’ setelah
harga kita sepakati,” ujar wanita seksi ini yang tinggal di Helvetia
Begitu juga dengan SPA Mei Ching dan Rosalinda di Jalan Negara.
Menurut pekerja wanita disana, bila pengunjung lelaki mau luluran tidak
mamakai busana. Kemudian pekerja diajak berkencan, setelah luluran.
Harga yang ditawarkan bervariasi.“Kita menawarkan kepada
pengunjung Rp200 sampai Rp250 ribu bila melakukan sek oral. Dengan cara
seperti ini kami harus melayani mereka. Asalkan kami bisa makan.
Terkadang lokasi ini kerap digerebek petugas kepolisian. Tapi pemilik
tetap membuka bisnis esek-esek tersebut,” beber wanita itu.
Selain Rosalinda, Mei Ching,
Canada menjadi lokasi bisnis terselubung, Bali juga seperti itu. Wanita
muda dan cantik mengenakan busana begini. Pengungjung yang datang pasti
melakukan hubungan suami istri. Bahkan Bali juga kerap digerebek, tapi
pemilik tidak gentar dan tetap membuka usaha tersebut. Sementara itu, mantan Ketua
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Medan, Zulkoddah Dasofah
mendesak pemerintah, dalam hal ini Disbudpar segera mancabut dan menutup
seluruh kegiatan prostitusi yang ada dalam kawasan lokalisasi tersebut.
“Saya minta pemerintah bertindak
tegas menutup praktik prostitusi yang ada di kawasan itu, terutama pihak
kepolisian segera melakukan razia dan menindak tegas pemilik maupun
pekerja secara hukum yang berlaku. Sehingga efek jera terhadap mereka
itu ada,” pungkas Zulkoddah. Apalagi, sebut Zulkoddah,
perbuatan itu sangat bertentangan dengan ajaran agama yang harus
ditertibkan sedini mungkin. Sehingga generasi muda, khususnya wanita
tidak terjerumus kelimbah nista tersebut. Karena ini sangat eratnya
dengan moral manusia.
“Itu sebabnya Disbudpar dan
kepolisian harus bekerjasama menertibkan bisnis terselubung tersebut.
Jangan sampai hal ini dibiarkan. Karena begitu banyak salon maupun
refleksi yang digerebek, tapi izin operasionalnya tidak dicabut, malah
dibiarkan tetap beroperasi,” tutur Zulkoddah
Tag :
Medan

0 Komentar untuk "Salon dan Pijat ‘Esek-esek’ Semakin Marak di Medan"