Media apa saja yang dibayar untuk pencitraan Jokowi? Berikut ini
seperti ditulis di Ronin Indonesia dengan pengantar yang antara lain
menyebutkan “….adanya informasi bahwa kebanyakan media mainstream
terindikasi dibayar untuk pencitraan Jokowi.”
Selama belum ada penyangkalan, karena perusahaan-perusahaan penerbit
media massa itu sebenarnya punya tim hukum dan juga bisa ngomong bahkan
punya duit untuk ngomong, maka saya terima “fakta” yang disebutkan Om
Ronin sebagai kebenaran. “Kebenaran sementara” begitu kira-kira, eh..
siapa tahu belakangan nanti terbukti tidak benar. (Entah kapan, enggak
tahulah).
Menurut informasi yang ditulis Ronin Indonesia, media-media tersebut adalah:
1) First Media Grup
(beritasatu1.TV beritasatu .com, suara pembaruan, Jakarta Globe, Suara
Pembaruan, The Straits Times, Majalah Investor, Globe Asia, The Peak,
Campus Asia, Student Globe, Kemang Buzz, Campus Life, Termasuk
Beritasatu FM. First Media Grup adalah milik James Riady (Lippo Grup),
konglomerat yang bersahabat baik dengan Bill Clinton dan terlibat Lippo
Gate yang terjadi di AS, ketika James Riady cs tertangkap memberikan
dana politik illegal jutaan dollar kepada timses capres Demokrat Bill
Clinton untuk pemenangan Clinton pada pemilihan Presiden AS. Uang
sumbangan James Riady cs itu kemudian terbukti berasal dari China Global
Resources Ltd, sebuah perusahaan kedok milik China Military
Intelligence (CMI).
2) Media lain yang
dikontrak mahal untuk pencitraan palsu Jokowi adalah Detik Grup.
Ngakunya milik Chairul Tanjung alias CT, tapi sebenarnya milik Salim
Grup. Detik.com setiap hari, detikcom memuat berita tentang pencitraan
palsu Jokowi puluhan bahkan kadang lebih 100 berita. Chairul Tanjung
hanya dipinjam nama dan bertindak untuk dan atas kepentingan Antony
Salim (Salim Grup).
3) Kompas /Gramedia
Grup memang tidak segila detikcom siarkan Jokowi, tapi tetap punya KANAL
BERITA KHUSUS untuk mempromosikan Jokowi dan Ahok. Diprediksi menjelang
masa pilpres 2014, Kompas dan Gramedia Grup akan habis-habisan
mendukung Jokowi-Ahok karena sejalan dengan misi medianya, pelemahan
Islam di Indonesia.
4) Jawa Pos Grup. Tidak
melibatkan semua media milik Dahlan Iskan yang jumlahnya 185 TV, Koran,
Online media, dll itu. Sekitar 40% JawaPos Grup dikontrak. Namun,
dipastikan jika Dahlan Iskan mau sebagai capres, Jawa Pos Grup tidak
akan terlalu mendukung Jokowi kecuali mendapat permintaan khusus dari
Chairul Tandjung, tokoh yang merekomendasikan Dahlan Iskan ke Presiden
SBY untuk ditunjuk sebagai Menteri BUMN tahun 2011 lalu.
5) Yang paling gencar
jilat Jokowi adalah Koran Rakyat Merdeka. Ada saja berita (palsu)
istimewa tentang Jokowi. Kontraknya puluhan Milyar.
6) Tempo (majalah dan
Online) adalah media pelopor yang orbitkan Jokowi dengan penghargaan “10
Tokoh Terbaik (penghargaan abal-abal), hanya karena bisa pindahkan
Pedagang Kaki Lima (PKL), itu pun dilakukan setelah hampir setahun bolak
balik mengunjungi dan mengundang PKL makan bersama. Fakta terakhir, PKL
Solo kembali ke lokasi awal sebelum pindah karena di tempat baru
dagangan mereka tidak laku.
7) Tribunnews Grup
(Bosowa dan Kompas) juga dikontrak untuk pencitraan palsu Jokowi.
Demikian juga Fajar Grup (Alwi Hamu/Dahlan Iskan). Alwi Hamu juga
merupakan patner bisnis Dahlan Iskan di media dan PLTU Embalut, Kaltim
yang sarat korupsi itu.
8) Metro TV, tidak tahu
sekarang dibayar berapa untuk kontrak pencitraan palsu Jokowi sampai
2014. Tapi saat Pilkada DKI puluhan Milyar. Sejak dapat bisnis iklan
dari Konglomerat – konglomerat pendukung Jokowi, Metro TV jadi corong
nomor satu Jokowi, disamping jadi corong kampanye dan pencitraan Dahlan
Iskan yang memberikan kontrak iklan luar biasa besar dari BUMN – BUMN
kepada Metro TV.
9) SCTV grup.
Pemiliknya Edi dan Popo Sariatmadja malah menjadi cukong utama.
Koordinator media pencitraan Jokowi, membantu James Riady. Dukungan
promosi dan kampanye yang diberikan untuk Jokowi gratis alias tanpa
bayaran, meski diduga sebenarnya sudah mendapatkan imbalan dari dana
pemenangan Jokowi yang telah terkumpul puluhan triliun dari sumbangan
para konglomerat hitam Indonesia.
10) Media raksasa lain
seperti Vivanews grup (TV One, ANTV, Vivanewscom dll) milik Bakrie meski
kontrak dgn Cukong Jokowi tapi porsinya kurang dari 30%, dan masih
melihat perkembangan situasi dan kondisi politik nasional mengingat
Aburizal Bakrie masih berstatus Ketum Golkar dan kandidat capres.
11) Selain media cetak,
televisi mainstream, sosial media seperti twitter, facebook, kaskus dll
juga dikontrak khusus. Lihat saja di sini. Bahkan di twitter juga mulai
ada akun relawan yang berusaha menjelaskan dengan kata-kata manis
mengenai tingkah-polahnya yang anomali pada tiap akun yang berkomentar
negatif. Rumornya ia memiliki buzzer sebanyak 1500-2000an yang mengelola
lebih dari 10.000 akun sosial media. Buzzer adalah semacam pasukan
bayaran online, yang siap menjaga reputasinya di internet dengan cara
menyusup di berbagai forum dan kolom komentar untuk mendongkrak
citranya. Para buzzer bayaran ini akan berkomentar positif tentangnya
dan menyerang habis-habisan mereka yang tidak melihatnya sebagai “dewa”.
Dulu waktu pilkada DKI, selain orang-orang yang permanen kelola akun
untuk pencitraan Jokowi, dibentuk juga Tim Jasmev. Puluhan Milyar
biayanya.
Nah itulah daftar media bayaran untuk pencitraan Jokowi ala Ronin Indonesia.
Tag :
Politik

0 Komentar untuk "Benarkah Ini Daftar “Media Bayaran” Untuk Pencitraan Jokowi?"